Prolog
HIV AIDS merupakan momok sekaligus primadona program kesehatan di Indonesia, oleh karena itu, pantas kita jadikan suatu topik khusus tersendiri dalam bahasan di majalah Laura VCO kita ini.
Kemudian, betapa nestapa nya para penderita HIV AIDS ini, itulah gambaran yang diberikan dunia kedokteran saat ini, sehingga menimbulkan rasa frustasi yang sangat dan rasa tidak percaya diri. Padahal sebenarnya, apakah benar mereka itu sakit yang namanya HIV atau bahkan AIDS? Betulkan HIV dan AIDS itu ada? Betulkah ada yang namanya virus HIV AIDS? Dengan kemajuan teknologi saat ini, juga berlaku bagi negeri ini yang namanya Indonesia, bukannya tidak sulit menangkap virus yang namanya virus HIV atau virus AIDS, jangan percayakan nasib bangsa ini dengan bentukan virus hasil tangkapan orang lain dari negeri lain, mari kita tangkap virus ini sendiri, bisa? Kita yakin, pakar kita sendiri sanggup menangkapnya untuk membuktikan seperti apa jahatnya virus ini. Atau sebaliknya, seperti virus-virus lain tak lebih seperti virus flu batuk pilek, yang bila kita ketularan akan sembuh dengan sendirinya.
Berbicara siapa penemu virus ini, dia adalah yang mendapatkan hadiah Nobel atas penemuannya ini. Betulkah itu penemuan virus HIV AIDS yang sebenarnya ? Apakah seperti gambar di atas ini? Kemudian, berkaitan dengan angka prevalensi HIV AIDS yang semakin tahun semakin meningkat, tentu ini peluang emas bagi kita yang berada di dunia ini untuk menapakkan kakinya mendapatkan nama besarnya, apabila dapat mengisolir virus ini dan kita tunjukkan kepada publik kepada dunia, jangan kalah sama penemu2 LONDO sana, inilah virus temuan kita sendiri; Tidak sulit bukan? Bayangkan jutaan orang yang positif HIV AIDS di Indonesia ini, apa sulitnya membuat pasfoto atas virus ini. Kita tunggu, negeri ini menunggu ANDA atau siapa pun yang merasa terpanggil. Tunjukkan bentuk virus ini.
(Maaf sebaiknya Anda jangan kutip dari referensi asing - jangan seperti saya yang mengutip sketsa virus di atas itu, kenapa? Karena itu baru kata orang, walaupun dikukuhkan dengan Nobel sekalipun)
HIV AIDS merupakan momok sekaligus primadona program kesehatan di Indonesia, oleh karena itu, pantas kita jadikan suatu topik khusus tersendiri dalam bahasan di majalah Laura VCO kita ini.
Kemudian, betapa nestapa nya para penderita HIV AIDS ini, itulah gambaran yang diberikan dunia kedokteran saat ini, sehingga menimbulkan rasa frustasi yang sangat dan rasa tidak percaya diri. Padahal sebenarnya, apakah benar mereka itu sakit yang namanya HIV atau bahkan AIDS? Betulkan HIV dan AIDS itu ada? Betulkah ada yang namanya virus HIV AIDS? Dengan kemajuan teknologi saat ini, juga berlaku bagi negeri ini yang namanya Indonesia, bukannya tidak sulit menangkap virus yang namanya virus HIV atau virus AIDS, jangan percayakan nasib bangsa ini dengan bentukan virus hasil tangkapan orang lain dari negeri lain, mari kita tangkap virus ini sendiri, bisa? Kita yakin, pakar kita sendiri sanggup menangkapnya untuk membuktikan seperti apa jahatnya virus ini. Atau sebaliknya, seperti virus-virus lain tak lebih seperti virus flu batuk pilek, yang bila kita ketularan akan sembuh dengan sendirinya.
Berbicara siapa penemu virus ini, dia adalah yang mendapatkan hadiah Nobel atas penemuannya ini. Betulkah itu penemuan virus HIV AIDS yang sebenarnya ? Apakah seperti gambar di atas ini? Kemudian, berkaitan dengan angka prevalensi HIV AIDS yang semakin tahun semakin meningkat, tentu ini peluang emas bagi kita yang berada di dunia ini untuk menapakkan kakinya mendapatkan nama besarnya, apabila dapat mengisolir virus ini dan kita tunjukkan kepada publik kepada dunia, jangan kalah sama penemu2 LONDO sana, inilah virus temuan kita sendiri; Tidak sulit bukan? Bayangkan jutaan orang yang positif HIV AIDS di Indonesia ini, apa sulitnya membuat pasfoto atas virus ini. Kita tunggu, negeri ini menunggu ANDA atau siapa pun yang merasa terpanggil. Tunjukkan bentuk virus ini.
(Maaf sebaiknya Anda jangan kutip dari referensi asing - jangan seperti saya yang mengutip sketsa virus di atas itu, kenapa? Karena itu baru kata orang, walaupun dikukuhkan dengan Nobel sekalipun)